Teknologi informasi telah berkembang demikian pesatnya dan membawa dampak yang signifikan dalam segala aspek kehidupan. Sejak ditemukannya komputer pada tahun 1955, peradaban dunia telah memasuki era informasi. Komputer yang sebelumnya hanya digunakan untuk membantu dalam pekerjaan administrasi, sekarang dengan berkembangnya teknologi telekomunikasi dan teknologi otomasi kantor, pemanfaatan komputer telah meluas sebagai alat pemrosesan, komunikasi dan distribusi informasi. Bahkan saat ini teknologi sudah berfungsi lebih strategis yaitu sebagai alat persaingan.
Teknologi informasi pada saat sekarang ini sudah menjamur di berbagai kalangan. Dengan adanya teknologi informasi, jarak dan waktu bukan lagi menjadi masalah yang perlu dipikirkan, karena informasi dapat diakses dari mana saja dan kapan saja ke berbagai belahan dunia hanya dalam hitungan detik. Pengguna teknologi informasi kini tidak perlu lagi pergi ke suatu negara tertentu untuk mendapatkan sebuah informasi yang diperlukan. Dengan menggunakan sebuah komputer yang terhubung dengan jaringan internet segala informasi, hiburan, dan bahkan berbelanja sekalipun dapat kita lakukan. Bagi perusahaan yang beroperasi dari berbagai lokasi dan memiliki pemasok dan konsumen yang tersebar dan terpisah oleh jarak yang cukup jauh. Teknologi informasi mampu mengintegrasikan, mengkomunikasikan dan mempertukarkan berbagai aktivitas bisnis penting yang terdistribusi secara geografis. Dengan kata lain, aspek jarak dan waktu menjadi relatif dekat dan singkat.
Dewasa ini teknologi informasi bagi bisnis muncul dalam berbagai bentuk. Teknologi informasi yang terintegrasi seperti internet, groupware, Enterprise Resource Planning (ERP) telah memperkuat kenyataan bahwa Teknologi informasi telah menyatu dengan dunia bisnis. Dalam bidang akuntansi, sistem pemrosesan informasi akuntansi berbasis komputer telah banyak diaplikasikan pada berbagai organisasi dengan tujuan untuk memberikan kemudahan bagi para akuntan dalam menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Jadi dapatlah dikatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi pada setiap penyelenggaraan kegiatan operasional perusahaan merupakan kebutuhan yang tidak terelakkan, yang digunakan untuk pengolahan data, mendukung pertukaran data dan informasi serta penyaluran informasi secara cepat, tepat, dan akurat.
TEKNOLOGI INFORMASI DAN AKUNTANSI MANAJEMEN
Perkembangan dalam bidang teknologi informasi telah terbukti menawarkan kemungkinan untuk mengembangkan suatu sistem akuntansi manajemen yang fleksibel dan terintegrasi. Sistem informasi akuntansi manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen. Dengan adanya Sistem informasi akuntansi manajemen dapat mempermudah dalam :
A. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perhitungan harga pokok jasa dan produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen
B. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian dan pengevaluasian dan perbaikan berkelanjutan
C. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui cara menggunakan informasi akuntansi manajemen yang dapat membantu mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah dan mengevaluasai kinerja. Jika dikaitkan antara tuntutan untuk memberikan pelayanan berkualitas kepada pengguna sistem informasi akuntansi manajemen maka keberadaan teknologi informasi mempunyai peranan penting dan strategis.
Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan menunjukkan bahwa implementasi teknologi informasi terbukti dapat meningkatkan pengambilan keputusan dengan menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu melalui akses pengguna individu ke sistem yang terintegrasi. Disamping itu, dengan adanya teknologi informasi, sistem akuntansi manajemen dapat lebih fleksibel merespon kebutuhan manajerial untuk aktivitas kalkulasi biaya produksi yang lebih kompleks. Banyak perusahaan menemukan bahwa peningkatan daya respon dari sistem akuntansi manajemen kontemporer memungkinkan mereka merealisasikan penghematan biaya secara berarti melalui penghapusan sejumlah besar laporan internal.
Dalam dekade terakhir ini telah terjadi pergerakan dan perubahan yang sangat besar dalam lingkungan bisnis. Persaingan dalam berbagai industri telah menjelma menjadi persaingan global. Kondisi persaingan yang semakin tajam telah membawa pengaruh terhadap praktik akuntansi manajemen yang inovatif dan relevan. Salah satu praktik tersebut adalah biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing). Biaya berdasarkan aktivitas meningkatkan keakuratan pengalokasian biaya dengan menelusuri biaya berbagai aktivitas, dan kemudian sampai pada produk atau pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut. Dengan pendekatan biaya berdasarkan aktivitas akan dihasilkan perhitungan harga pokok yang lebih akurat, karena metode ini dapat mengidentifikasi secara teliti aktivitas – aktivitas yang dilakukan oleh manusia, mesin dan peralatan dalam menghasilkan suatu produk atau jasa.
Praktik biaya berdasarkan aktivitas berusaha mengatasi kelemahan akuntansi biaya tradisional. Dalam metode tradisional pembebanan biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung dapat dilakukan dengan cermat dan mudah karena menggunakan pembebanan langsung. Tetapi untuk pembebanan biaya overhead pada umumnya dibebankan dengan menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung. Pembebanan ini dianggap menimbulkan distorsi karena beberapa alasan, pertama pada saat perusahaan menggunakan teknologi maju dengan memanfaatkan komputer, maka tenaga kerja yang digunakan menjadi berkurang peranannya dalam membentuk produk. Kedua, apabila jenis barang yang diproduksi beragam maka setiap jenis barang akan memiliki karakteristik yang berbeda dalam tingkat kesulitan, ukuran, jumlah penyetelan mesin yang tentunya akan menyerap biaya overhead yang berbeda.
Jika dikaitkan dengan biaya berdasarkan aktivitas. Salah satu teknologi yang secara nyata berpengaruh terhadap biaya berdasarkan aktivitas adalah Sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Sebelum Sistem ERP, tiap departemen dalam suatu organisasi memiliki sistem komputer dan database mereka sendiri. Sistem tersebut tidak mampu untuk berkomunikasi satu dengan yang lain atau memerlukan untuk menulis kembali data untuk membuatnya mampu berkomunikasi antar sistem komputer.
Sebagai contoh keuangan perusahaan merupakan sistem yang terpisah dengan sistem sumberdaya manusia. Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang diberikan kepada sistem informasi yang mendukung transaksi atau operasi sehari – hari dalam pengelolaan sumberdaya perusahaan. Dengan kata lain, sistem ERP adalah informasi manajemen yang mengintegrasikan akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi biaya, perencanaan produksi, manajemen material penjualan dan distribusi, manajemen sumber daya manusia, manajemen kualitas, dan pelayanan pelanggan dengan menggunakan relational database. Penggunaan relational database memungkinkan area fungsional untuk berbagi informasi tanpa harus memasukkan data atau duplikasi data dalam database. Sistem ERP dapat secara signifikan meningkatkan ketersediaan dan keandalan informasi pemicu biaya aktivitas (activity cost-driver information). ERP mampu melacak setiap biaya ke setiap aktivitas dan kemudian ke masing – masing produk atau jasa.
PELUANG DAN TANTANGAN TEKNOLOGI INFORMASI BAGI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN KONTEMPORER
Perusahaan saat ini juga mulai menggunakan akuntansi manajemen untuk mendukung tujuan stratejik mereka. Akuntansi Manajemen telah berubah peran yaitu tidak hanya berfokus pada penentuan biaya produk dan pelaporan keuangan, tetapi berfokus juga pada bagaimana mengembangkan informasi biaya dan informasi lainnya untuk mendukung pengelolaan perusahaan dan pencapaian tujuan-tujuan stratejik yang disebut juga manajemen biaya stratejik. Manajemen biaya strategik adalah analisis biaya dalam konteks luas yang terhubung dengan elemen-elemen strategi secara lebih sadar, eksplisit, dan formal agar informasi biaya dapat digunakan untuk mengembangkan strategi unggul yang dapat mendukung keunggulan kompetitif. Terdapat 2 strategi umum yang mampu memberikan keunggulan bersaing yang berkesinambungan yaitu: strategi biaya rendah dan strategi diferensiasi. Strategi biaya rendah merupakan strategi perusahaan menghadapi pesaingnya dengan cara memproduksi produk atau jasa pada biaya yang paling rendah. Sementara strategi diferensiasi diimplementasikan dengan cara menciptakan persepsi pelanggan bahwa produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahan bersifat unik. Kedua strategi tersebut menyebabkan perlunya sistem akuntansi manajemen kontemporer untuk memahami kegiatan yang memberikan kontribusi terhadap rantai nilai (value chain).
Value chain di sini berasal dari konsep rantai nilai yang diperkenalkan oleh Michael Porter. Dalam konsep keunggulan kompetitif (competitive advantage), Porter menjelaskan bahwa aktivitas penciptaan suatu produk atau jasa harus melalui suatu urutan proses tertentu. Sebuah perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif bila manajemen berhasil memiliki rantai proses yang paling efisien. Dengan kata lain rantai nilai merupakan alat analisis stratejik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif, untuk mengidentifikasi peningkatan nilai pelanggan atau penurunan biaya serta untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan pemasok, pelanggan, dan perusahaan lain dalam industri sehingga menjadikan perusahaan lebih kompetitif.
Model rantai nilai Porter memfokuskan pada aktifitas khusus yang dijalankan dalam perusahaan, dimana strategi kompetitif dapat diterapkan dengan baik dengan dukungan teknologi informasi. Aktivitas khusus tersebut dapat digolongkan ke dalam 2 aktivitas, yaitu aktivitas utama dan pendukung. Aktivitas utama yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan jasa dari perusahaan seperti pelayanan, penjualan dan pemasaran yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Sedangkan aktifitas pendukung membantu kelancaran kegiatan aktifitas utama yang terdiri dari infrastruktur organisasi seperti sumber daya manusia, teknologi dan pembelian bahan yang dinutuhkan dalam proses produksi. Dalam pengelolaan rantai nilai diperlukan pemahaman tentang fungsi bisnis, mulai dari manufaktur, pemasaran, distribusi hingga kepelayanan pelanggan. Ketika pendekatan rantai nilai digunakan dan nilai pelanggan diutamakan, fungsi – fungsi tersebut saling berhubungan, keputusan yang satu akan mempengaruhi keputusan yang lainnya.
Dalam upaya penciptaan nilai internal, sistem akuntansi manajemen kontemporer dapat memanfaatkan sistem Entreprise Resource Planning (ERP). ERP adalah sistem terpadu berbasis komputer yang digunakan untuk mengelola sumber daya internal dan eksternal berwujud termasuk aset, sumber daya keuangan, bahan, dan sumber daya manusia. Ini merupakan arsitektur perangkat lunak yang bertujuan untuk memfasilitasi aliran informasi antara semua fungsi bisnis dalam batas-batas organisasi dan mengelola hubungan dengan para stakeholder di luar. Sistem ERP membantu sistem akuntansi manajemen kontemporer untuk mengidentifikasi kegiatan sebelum dan sesudah produksi untuk kemudian dimanfaatkan. Memanfaatkan hubungan internal berarti bahwa hubungan antar kegiatan dinilai dan digunakan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan nilai. Misalnya, desain produk dan pengembangan adalah kegiatan yang terjadi sebelum produksi dan terkait dengan kegiatan produksi. Cara produk tersebut didesain mempengaruhi biaya produksi. Bagaimana biaya produksi tersebut terpengaruh membutuhkan pengetahuan mengenai pendorong biaya (cost driver). Sistem ERP membantu sistem akuntansi manajemen kontemporer untuk mengidentifikasi pendorong biaya yang dapat membantu para akuntan manajemen untuk mengurangi biaya produksi sehingga strategi kepemimpinan biaya atau differensiasi dapat tercapai.
Disamping Peluang, teknologi informasi juga memberikan tantangan bagi para pelaku sistem akuntansi manajemen kontemporer yaitu para akuntan manajemen. Perubahan yang cepat dalam bidang teknologi dan pemrosesan informasi telah merubah bagaimana suatu organisasi dikelola di masa yang akan datang. Sebagai akibatnya akuntan manajemen sudah seharusnya bertindak sebagai agen perubahan. Tantangan yang paling penting adalah perlunya akuntan manajemen untuk mengembangkan keahlian baru dalam sejumlah bidang seperti misalnya strategi, sumberdaya manusia, manajemen keuangan, dan teknologi informasi. Selanjutnya, tantangan yang tak kalah menarik adalah peran akuntan manajemen untuk menyesuaikan kemampuan teknologi informasi dengan kebutuhan akan infomasi akuntansi manajemen dalam perusahaan, hal ini membuat peran akuntan manajemen menjadi semakin berarti. Akuntan manajemen dituntut tidak hanya tahu bagaimana menjalankan sistem akan tetapi harus juga tahu apa yang harus diperbuat pada sistem sehingga informasi yang akan dihasilkan sesuai dengan kebutuhan manajemen. Misalnya saja, pada saat dilaksanakannya proyek ERP atau impelementasi perangkat lunak akuntansi yang baru peran akuntan manajemen menjadi semakin banyak, yaitu sebagai pengembang, penganalisa, pembeli perangkat lunak, konsultan dan pelatih. Perubahan peran yang demikian drastis tentunya bukan merupakan tantangan yang mudah untuk dihadapi oleh para akuntan manajemen. Para akuntan manajemen harus mampu menyesuaikan perubahan tersebut dengan secara terus menerus meningkatkan kemampuannya.
Saat ini banyak perusahaan yang menyadari bahwa penggunaan teknologi informasi bukanlah merupakan suatu pilihan tetapi keharusan. Perusahaan menyadari bahwa keterbelakangan dalam bidang teknologi informasi berarti ketinggalan informasi yang dampak selanjutnya adalah ketidakmampuan untuk bersaing. sehingga hal ini memberikan tantangan baru bagi akuntan manajemen. Dalam perencanaan implementasi teknologi informasi akuntan manajemen harus mampu melakukan analisis biaya dan manfaat secara akurat, yang perlu dipertimbangkan bukan hanya biaya investasi saja, melainkan juga biaya perawatan dan biaya operasi, termasuk biaya tenaga ahli dan pemakaian jaringan pada pihak ketiga. Investasi teknologi informasi yang layak dilakukan, adalah yang secara jelas berfungsi dalam mendukung proses penambahan nilai bagi perusahaan.
Ref: Google
Posted on April 13, 2011 by muslichah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar